Halo, hola, ola, anyeong, konichiwa, Assalamualaikum teman teman pembaca blog. kembali lagi bersama saya Ghissan, pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman menarik saya yang melakukan kunjungan ke Pusat Preservasi Perpustakaan Nasional RI yang berletakan di Jl raya salemba nomer 28 a Jakarta Pusat. Saya berkunjung kesana bersama teman teman sekelas saya dalam rangka observasi untuk tugas mata kuliah Preservasi koleksi.
Preservasi Koleksi
Preservasi
(Preservation) atau pelestarian adalah seni menjaga keamanan, merawat,
mempertahankan dan memperpanjang usia bahan perpustakaan (BP) dengan melakukan
penanganan yang berhubungan langsung dengan koleksi karena kerusakan yang
disebabkan oleh udara lembab, faktor kimiawi, serangan mikroorganisme yang
harus dihentikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pelestarian sebagai
aktivitas memperkecil kerusakan secara fisik dan kimiawi dan mencegah hilangnya
kandungan informasi. Unsur dalam preservasi meliputi pengelolaan keuangan, cara
penyimpanan, tenaga, teknik dan metode untuk melestarikan informasi dan bentuk
fisik BP. Upaya melindungi BP dari segala macam kerusakan, risiko dan bahaya
lainnya, agar tetap utuh dan terlindung dari kehancuran. Pelestarian BP dapat
dilakukan dengan metode Konservasi, Restorasi dan Digitalisasi.
Tempat
Pusat Preservasi Perpusnas memiliki wilayan yang cukup luas, mudah di akses dan juga nyaman. pada saat awal masuk langsung terdapat beberapa parkiran mobil di sebelah kiri dan ada bendera merah putih yang berkibar di tengah lapangan kosong. lalu tidak jauh jika jalan lurus terdapat gedung serba guna yang sempat kami gunakan untuk makan bersama pada saat itu, terdapat pula toilet, tempat parkir motor dan juga masjid yang berada di pojok. masjidnya cukup nyaman walau tidak terlalu besar tapi dingin dan itu cocok untuk kondisi Jakarta yang sering panas. lalu di seberang gedung serba guna itu terdapat beberapa gedung yang memiliki fungsinya masing masing, saya tidak sempat mengunjungi semuanya sebab keterbelakangan akses, namun tempat yang saya kunjungi adalah pusat preservasinya yang berada di gedung E.
Gedung E
Gedung E adalah tempat preservasi dilakukan untuk bahan pustaka, di lantai satu saat baru masuk kita di perlihatkan meja resepsionis dan ada lorong di sebelah kirinya yang saya kurang tau itu untuk apa sebab saya tidak masuk kesana. lalu ada satu hal yang membuat saya cukup terkejut di gedung ini, karena tidak terdapat tangga dan hanya ada lift saja untuk akses naik turun lantai.
Lalu untuk lantai kedua adalah tempat restorasi karya rekam, di tempat inilah koleksi micro fisce, micro film, dan juga kaset dilakukan preservasinya. Para ahli akan menganalisa terlebih dahulu kerusakan apa saja yang dialami bahan pustaka menulisnya di sebuah form lalu menentukan tindakan apa yang akan di berlakukan pada bahan pustaka.
Dilantai selanjutnya yaitu lantai tiga adalah tempat preservasi koleksi tercetak seperti naskah kuno, peta langka, majalah langka dan lain lain. Layaknya pada preservasi karya rekam, prosedur yang sama di berlakukan juga yaitu menganalisa, mengisi form, lalu menentukan tindakan. Pada saat saya kesana ahli preservasi sedang melakukan kegiatan Mending atau penambalan bahan pustaka yang sudah pudar.
Di lantai empat adalah tempat untuk penjilidan, bahan pustaka yang sudah rusak jilidannya akan masuk ke sini dengan prosedur yang sama lalu di berlakukan tindakan seperti penjilidan Spiral, Jahit, Lem dan jenis lainnya. dilantai ini juga Cover untuk melindungi bahan pustaka di buat.
Dilantai lima ada kegiatan alih media, disini alih media digital dilakukan untuk koleksi yang dianggap perlu di lestarikan informasinya untuk para pengguna di masa yang akan datang. Cara melakukan alih media adalah dengan mengscan bahan pustaka satu persatu dengan alatnya lalu di publikasikan dalam bentuk digital sehingga lebih mudah di akses informasinya.
Lalu yang terakhir adalah tempat pembuatan microfilm, bahan pustaka yang umurnya tidak panjang di alih mediakan ke dalam mikrofilm dengan tujuan memperpanjang umurnya karena mikrofilm memiliki umur hingga 500 tahun jika disimpan dengan baik dan benar. untuk rangkaian kegiatannya ada scaning bahan pustaka lalu di cuci dengan alatnya di ruangan khusus yang dalam proses pencucian lampu di ruaangan akan dimatikan. Dilantai ini juga ada reproduksi foto yaitu mereproduksi microfilm dan microfisch jadi foto.
Itu adalah bebebrapa pengalaman yang saya dapatkan ketika berkunjung ke Pusat Preservasi Perpusnas yang sangat seru, bagi saya dan teman teman yang akan menekuni dalam bidang perpustakaan tentu harus berkunjung ke tempat ini karena ilmu tentang preservasi di lakukan, namun untuk para masyarakat umum juga tidak ada salahnya jika ingin berkunjung dan mau tau lebih tentang bagaimana proses preservasi pada bahan pustaka yang rusak di Perpusnas.
Berikut ini ada video singkat dokumentasi yang saya lakukan disana
Cukup seperti itu tulisan saya kali ini, Sampai jumpa, AdiĆ³s, Adeus, Sayonara, Assalamualaikum.
Komentar
Posting Komentar